Fenomena LGBT, belakangan ini menjadi isu yang mengkawatirkan termasuk juga bagi kalangan perguruan tinggi. Melihat hal itu, UPT Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), Rabu, (21/12/2022) menggelar diskusi Serial Bincang Literasi bertema Cegah LGBT Masuk Kampus.
Kegiatan diskusi dilaksanakan di Ruang Perpustaan Gedung KH Ahmad Dahlan Kampus Utama Umri, jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru. Tiga narasumber membedah tema yang ditetapkan panitia yaitu Kepala Perpustakaan Umri Dr Jupendri SSos MIKom, Dosen Studi Islam Umri Dr Muhammad Syahrullah SE MM dan Dosen prodi Keperawatan NS Juli Widiyanto SKep MKes Epid.
Dalam bincang diskusi itu Jupendri mengatakan bahwa kegiatan bincang literasi ini bertujuan secara umum untuk peningkatan literasi di kalangan mahasiswa. Terkait tema kali ini dipilih, Jupendri mengatakan "Fenomena LGBT saat ini hangat dan menjadi perhatian semua pihak disebabkan jumlahnya meningkat. LGBT tidak hanya berkembangan di perkotaan, namun mulai masuk ke desa desa, tak terkecuali pada kalangan mahasiswa" beber Jupendri.
Jupendri memandang sebagai kampus islami, keberadaan LGBT di kampus tentu harus dicegah masuk. Oleh sebab itu, perlu disampaikan bahasa LGBT dari perspektif Islam dan kesehatan sebut Jupendri.
Sementara itu Muhammad Syahrullah mengatakan "Dalam Islam juga sudah pernah diceritakan mengenai kaum nabi luth, yaitu kaum LGBT. Ini merupakan penyakit yang perlu diasingkan agar tidak menyebar dan menular kepada yang lain" jelas Syahrullah.
Syahrullah menekankan perlu adanya kontrol parenting mengenai hal-hal yang selama ini dianggap tabu dikalangan masyarakat, bahkan untuk para calon orangtua terutama ibu, karena ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya.
"Diharapkan setelah mengulik masalah LGBT di Kampus Umri dalam acara Bincang Literasi ini, kedepannya sivitas akademika umri dapat lebih aware lagi dengan penyimpangan ini dengan membentuk tim pencegahan dan penanggulangan penyimpangan seksual ini" urai Syahrullah lagi.
Sementara itu Juli Widianto berpendapat dari aspek keilmuan kesehatan. Ia mengatakan "Dalam Kesehatan sendiri LGBT ini adalah sebuah penyakit kejiwaan yang tidak hanya berfaktor dari lingkungan namun juga terdapat faktor genetika. Namun bukan berarti penyimpangan seksual ini tidak dapat dicegah maupun disembuhkan" jelas Juli.
Juli menekankan bahwa salah satu alasan kenapa LGBT ini perlu untuk diberantas adalah meningkatnya persentasi penyakit menular seks (STD/Sexually transmitted disease) di Indonesia.
"Contohnya adalah kanker anus, kanker mulut, meningitis, dan berbagai jenis penyakit STD lainnya dikarenakan hubungan seks bebas antar kaum LGBT. Maka perilaku penyimpangan ini sebaiknya segera ditindak lanjuti" tegas Juli.