Proses merancang pengalaman pengguna memang bisa dilakukan cukup dengan lima tahapan design thinking yang tadi dibahas. Namun, ada beberapa hal lagi yang perlu Anda pertimbangkan untuk menciptakan UX yang baik.
Poin-poin ini biasanya bergantung pada kondisi dan situasi khusus yang harus turut dipertimbangkan dalam proses Anda. Salah satunya adalah target audiens, negara tempat Anda memasarkan produk, dan hal-hal seputar kebiasaan pelanggan.
Ingat, User Experience adalah konsep yang berfokus pada interaksi, emosi, dan perasaan pengguna yang kemungkinan besar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal. Jadi, semua itu tidak boleh luput dari pandangan Anda.
Berikut pertimbangan tambahan saat akan mulai merancang UX bagi proyek Anda:
- Cari tahu nilai brand atau perusahaan Anda dan kesan yang ingin Anda sampaikan pada pelanggan. Selaraskan kedua hal ini pada seluruh proses perancangan user experience Anda.
- Kumpulkan insight dan lakukan riset terkait bidang industri Anda untuk menentukan strategi penetapan harga, posisi pasar, metode penjualan dan CTA, serta kemungkinan partnership.
- Pahami demografi dan kebiasaan pengguna di lokasi yang Anda targetkan untuk memperoleh audiens. Anda harus sepenuhnya mendalami persona yang akan digunakan untuk lebih memahami gagasan dan profil pelanggan.
- Dari poin-poin sebelumnya, prioritaskan proses Anda berdasarkan sudut pandang pelanggan. Hal ini penting untuk merumuskan ide dan ekspektasi terhadap hasil, pengujian, penghitungan, dan peningkatan.
- Untuk menghitung hasil, gunakan metrik seperti CTR, bounce rate, waktu akses, konversi penjualan, rasio update, dan survei kepuasan. Lakukan penyesuaian yang diperlukan berdasarkan hasil ini.