Pekerja tambang berisiko tinggi mengalami penyakit yang berkaitan dengan sistem pernapasan. Hal tersebut karena pekerja tambang selalu terpapar debu dan menghirupnya dalam waktu lama selama bekerja.
Setiap pekerjaan memiliki risikonya masing-masing, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan. Salah satu pekerjaan yang memiliki risiko kesehatan yang parah yaitu pekerja tambang. Penyakit dan risiko yang dihadapi pekerja tambang berkaitan dengan sistem pernapasan, karena menghirup debu saat bekerja.
Pekerja tambang diharuskan untuk mengenakan alat pelindung diri (APD) yang memadai untuk mencegah atau mengurangi risiko bahaya kesehatan, khususnya alat pelindung pernapasan. Meski begitu, potensi masalah kesehatan pada pekerja tambang seringkali masih ada, yaitu berupa:
1. Pneumokoniosis pekerja batubara
Kondisi ini lebih dikenal sebagai penyakit paru-paru hitam. Pneumokoniosis pekerja batubara (CWP) merupakan kondisi ketika debu batubara terhirup dalam waktu lama, sehingga menyebabkan jaringan parut pada paru-paru, dan mengganggu kemampuan pengidap untuk bernapas dengan mudah.
Penyakit ini merupakan kondisi yang tidak dapat diobati, melainkan hanya bisa dicegah dengan membatasi paparan debu batu bara. Gejalanya juga berbeda-beda pada setiap pengidap, tergantung pada komposisi debu dan durasi paparan.
3. Pneumoconiosis campuran debu
Mirip dengan pneumokoniosis batubara, kondisi ini terjadi akibat paparan berbagai partikel debu dalam jangka waktu lama. Paparan debu dari tambang dari waktu ke waktu menyebabkan nodul fibrotik di paru-paru, akibatnya pengidap mengalami gangguan pernapasan dan batuk.
4. Silikosis
Penyakit ini muncul akibat menghirup butiran kecil debu silika. Debu silika adalah mineral yang ditemukan di kuarsa, pasir, dan bentuk batuan lainnya. Seperti penyakit paru-paru lainnya, silikosis dapat menyebabkan sesak napas dan jaringan parut di paru-paru.
5. Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK)
Penyakit yang rentan dialami pekerja tambang berikutnya yaitu PPOK. Ini adalah penyakit peradangan kronis yang menghambat aliran udara ke paru-paru. Meskipun juga bisa terjadi pada perokok, penambang merupakan orang yang berisiko tinggi mengalami PPOK.
Gejala PPOK meliputi batuk, mengi, kesulitan bernapas, dan meningkatkan produksi lendir. Pengidap PPOK juga berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan kanker paru-paru sebagai komplikasi PPOK.